Pengetian Sirtu
Sirtu adalah singkatan dari pasir batu. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu biasanya merupakan bahan yang belum terpadukan dan biasanya tersebar di daerah aliran sungai. Sirtu juga bisa diambil dari satuan konglomerat atau breksi yang tersebar di daerah daratan (daerah yang tinggi).
Sirtu berasal dari dua bagian yang yang berukuran besar merupakan material dari batuan beku, metamorf dan sedimen. Sedangkan berukuran halus terdiri pasir dan lempung. Seluruh material tersebut tererosi dari batuan induknya bercampur menjadi satu dengan material halus. Kuatnya proses ubahan atau pelapukan batuan dan jauhnya transportasi sehingga material batuan berbentuk elip atau bulat dengan ukuran mulai kerikil sampai bongkah.
Penggunaan sirtu terbatas sebagai bahan bangunan terutama untuk campuran beton, sedang penggalian sering dilakukan dengan secara tradisional tanpa memperhatikan dampak lingkungan. Sirtu yang lepas sangat baik untuk bahan pengeras jalan biasa maupun jalan tol, dan airport. Selain itu dapat pula dipergunakan dalam campuran beton, aspal/hotmix, plester, bahan bangunan dan tanah urug.
Asal Muasal Sirtu
Sirtu terbentuk karena adanya akumulasi pasir dan batuan yang ter-endapkan di daerah-daerah relative lembah atau rendah. Sirtu yang berasal di beberapa daerah pada umumnya terbuat dari pasir dan batuan gunung api, yang memiliki sifat andesitic dan sering dicampurkan dengan pasir batu apung.
Tak hanya dari dataran rendah, sirtu juga bisa didapat di daerah-daerah dengan dataran tinggi yang biasanya belum terpadukan. Dengan komponennya yang terdiri dari batuan beku, metamorf dan sedimen, sirtu akan ter-erosi dari batuan induknya yang kemudian bercampur dengan material bertekstur halus.
Umumnya sirtu akan diendapkan dalam sungai, danau, hingga laut yang dikenal dengan istilah “alluvium”. Penampakan sirtu yang sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak padu antara material batuan dengan material halus.
Jika endapan alluvium tersebut sudah mulai terbentuk dengan ketebalan dan penyebaran yang luas, maka hal tersebut akan bersamaan dengan berjalannya waktu serta proses geologi yang bekerja. Hasilnya, penampakan sirtu sudah berada di daerah dataran tinggi atau perbukitan.
Seiring dengan berjalannya waktu, kini nama sirtu beralih menjadi konglomerat karena batuannya sudah menyatu antara material batuan dengan material halusnya.
Sifat Fisik
Agregat pasir harus memenuhi beberapa persyaratan seperti dibawah ini :
- Agregat pasir harus terdiri dari butiran yang tajam dank eras dengan indikasi kekerasan 2,2. Tak hanya itu, agregat material halusnya juga harus bersifat kekal.
- Agregat pasir tidak boleh memiliki kandungan zat-zat yang bisa merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
Agregat lempung harus memenuhi beberapa persyaratan seperti berikut :
- Agregat halus tidak boleh memiliki kandungan bahan-bahan organis yang terlalu banyak.
- Agregat halus tidak boleh memiliki kandungan lumpur lebih dari 5 persen (ditentukan terhadap berat kering).
Agregat batuan harus memenuhi persyaratan seperti dibawah ini :
Ukuran maksimum ft2 : 75 (ASTM C15-80)
- Densitas Ibs / ft2 : (ASTM C-97)
- Rendah : 150
- Minimal yang diinginkan : 160
- Tinggi : 190
Penyerapan air % berat : (ASTM C-121) (ASTM C-97)
- Rendah : 0,02
- Minimal yang diinginkan : 0,40
Kekuatan tekanan, Ksi : (ASTM C-170)
- Minimal yang diinginkan : 90
- Tinggi : 52
Kekuatan tarik, ksi : (ASTM C-99)
- Minimal yang diinginkan : 1,5
- Tinggi : 5,5
Modulus elastisitas , ksi
- Rendah : 2
- Tinggi : 10
- Ketahanan Abrasi : tidak diinginkan (ASTM C-241).
Fungsi Sirtu
Hingga saat ini, penggunaan sirtu hanya sebagai bahan bangunan dalam campuran beton, dan sedang penggalian yang sering dilakukan dengan cara tradisional (manual) tanpa memperhatikan dampak pada lingkungan.
Adapun mengenai kegunaan sirtu yang ideal untuk bahan pengeras pada jalan biasa, jalan tol, dan air port, campuran beton, aspal (hotmix), plester, bahan bangunan dan tanah urug. Sesuai dengan kebutuhan penggunaannya, maka sirtu harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini :
- Untuk digunakan sebagai agregat beton, maka sirtu harus bebas dari bahan-bahan organis, kotoran, lempung maupun material asing lainnya yang dapat menurunkan kualitas beton.
- Pada penggunaannya untuk konstruksi jalan, maka sirtu akan terbagi kedalam tiga kelas yakni A, B, dan C dengan persyaratan berbeda baik untuk di bawah lapisan dasar atau untuk lapisan dasar.
- Persyaratan agregat untuk di bawah lapisan dasar yang sesuai dengan table 1 dan table 2.
---
Konsultan Pertambangan & Lingkungan
Komentar
Posting Komentar